Kenapa Nabi Muhammad Sehat??

| | 0 komentar

KENAPA NABI MUHAMMAD SEHAT
Oleh : K . Suheimi

Kuliah saya subuh hari ini di Masjid Annur membahas, salah satu hal yang menyebabkan Nabi Muhammad berbadan teramat sehat. Selama 63 tahun umur beliau tak tercatat pernah sakit dan pernah dirawat.

Beliau selalu melaksanakan Shalat tahjud. Disaat sepi , udara sangat bersih, oxygwn sangat banyak. Semuanya itu akan menambah kedamaian dalam hati,,ketntraman dalam jiwa dan ketenangan dalam perasaan. Waktu Shalat Tahjud Rasul bermunajad dengan Allah. Hati yang penuh kedamaian , Fikiran yang penuh ketentraman dan perasaan yang penuh ketenangan merupakan syarat mutlak utuk meraih kebahagiaan dan kesehatan.
Untuk apa semua ini jika di hati tak ada kedamaian, di fikiran tak ada ke tentraman dan di perasaan tak ada ketenangan, semua terasa menyiksa.

Inilah yang di rasakan oleh setiap orang yang melaksanakan Shalat Tahjud dan itu yang dilakukan Rasul dan itu yang dianjurkan Al Qur'an . Yang saya rasakan setelah melaksanakan shalat Tahjud ialah seakan-akan Allah menunjukkan fikiran yang jernih jalan yang benar. Maka kalau anda pernah membaca tulisan saya, kebanyakkan tulisan itu saya tulis selesai menunaikan Shalat Tahjud.


Dihiruk pikuknya dunia sekarang, dan semua tempat dan semua saat sudah tercemar dan jadi kotor agaknya saat-saat Tahjudlah yang di dambakan. Shalat Tahjudlah yang akan menjawab kebutuhan manusia akan kesehatan ketenagan, ketentraman, kedamaian dan ke ikhlasan. Jiwa kita mendambakan keikhlasan. Diakhir-akhir ini ke ikhlasan itulah yang sulit didapat dan sukar di cari, sepertinya dia menjauh.

Saat shalat Tahjudlah terasa dekat dengan Allah dan ikhlas. Maka apa yang selama ini dibutuhkan jiwa, yang selama ini di butuhkan rohani terjawab, dengan Tahjud. Jiwa ini akan puas bila kita melakukan pekerjaan dengan ikhlas tanpa pamrih.

"Irhammu fil ardh yarhamkum fiissamaak" Kasihanilah yg di dunia , maka yg dilangit akan mengasihimu. Rasakanlah nikmatnya dalam beramal, leganya dalam memberi, bahagianya dalam melapangkan dan melihat orang bahagia akibat perbuatan kita. Rasakanlah nikmatnya itu, luar biasa. Dan itulah yang membuat hati kita jadi damai dan jiwa kita tentram. Orang inilah yang di penghujung hidupnya kelak di panggil Allah dengan panggilan Wahai jiwa yang tenang dan tentram, kembalilah padaku dengan penuh keredhaan dan di redhai. Masuklah kedalam golongan hamba Ku dan masuklah kedalam Syorga Ku.

Juga kesehatan Fisik. Seperti mata dengan kornea yang banyak dapat makana dan oksigen yang bersih sewaktu seseorang terjaga di shalat tahjud.
Kornea mata langsung kontak dengan udara yang sangat bersih dan kaya oksigen. Maka banyak kita lihat orang yang terbangun di tengah malam melakukan shalat Tahjud, matanya jernih, bercahaya dan tak perlu berkaca mata bila membaca..

Semua tahu, kita tahu, burung-burungpun tahu, betapa sehatnya seseorang bila dia dapat menghirup udara segar dan bersih serta kaya oksigen. Saat ini didunia ini hal tersebut jadi mahal dan sulit didapat kecuali bagi mereka yang terbiasa melaksanakan shalat Tahjud.

Dan Allah menjanjikan jika ada hamba Nya yang melakukan shalat Tahjud dia akan diangkatkan ke tempat yang terpuji. Di zaman sekarang banyak orang yang tak terpuji, agaknya karena dia tak mengindahkan seruan Allah, dia tak lagi malkasanakan Shalat Tahjud.


Hidup inipun, harganya akan murah bila dia
Hanya melakukan hal-hal yg biasa.. Tapi dia akan dicari, di tinggikan dan di hargai, bila dia mempunyai kelebihan, keahlian, dapat mengerjakan apa-apa yang tak bisa di kerjakan oleh orang keban¬yakkan. Manusia akan segan pada orang yang mempunyai satu keah¬lian, dan keahlian bisa di peroleh dengan ke sungguhan dan lati¬han. Kesungguhan dan latihan terpancar dari lubuk hati dan niat.

Dia akan di dahulukan selangkah dan akan di tinggikan seranting.Untuk mencapai lebih dari orang lain sedikit itulah diperlu¬kan usaha keras dan kerja yang sungguh-sungguh. Tentu waktu yang di gunakan juga harus lebih dari manusia-manusia lainnya.

Disaat orang lain telah letih, dia masih kuat bekerja, disaat orang lain mengantuk, dia dia sedang giat-giatnya berusaha. Disaat orang lain tertidur, dia terjaga, dia bekerja, dia berusaha, dia berfi¬kir dan dia berzikir. Enak memang disaat semua tertidur dengan lelapnya kita terjaga dan terbangun, membangunkan jiwa yang tertidur, membangun semangat yang mulai layu dan memikirkan apa-apa yang selama ini tak terfikirkan. Yang terbaik saatnya itu ialah tengah malam, disunyi dan sepi. Maka Tuhanpun menjanjikan pada orang-orang itu, yang terbangun di waktu tengah malam, mengingat Tuhannya, lalu melakukan Shalat Tahjud. Baginya di sediakan tempat yang tinggi dan tempat yang terpunyi "Makaman Mahmuda". Sebagai yang di ungkapkan dalam surat Al Israa' ayat 79
:"Dan pada sebagian malam hari ber sembahyang Tahjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu engangkat kamu ke tempat yang terpuji".

Orang-orang yang terpuji dan orang-orang yang di tinggikan
adalah orang-orang yang beriman dan berilmu, orang-orang yang zikir dan berfikir, seperti kita baca akan janji Tuhan dalam Surat Al Mujaadilah ayat 11;” Allah akan meninggikan oarng-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang di beri Ilmu penge¬tahuan beberapa derajat Dan Janji_Nya senatiasa benar, semoga kita termasuk orang-orang yang di tinggikan dan menempati tempat yang terpuji. Lebih sedikit dari yang lain karena kita punya keahlian, kita punya ke khususan, disaat orang tidur kita terbangun, disaat orang terkan¬tuk kita bekerja, sehingga harganya mahal, sebutannya tinggi. Dan dia berada di puncak kesehatannya. Amin.....amin. ....amin.
Nah Nabi Muhammad, hampir tak pernah meninggalkan shalat Tahjud, maka badannya kesehatan jasmani dan rohanininya teramat sehat. Sehat wal afiat. Jika umatnya meniru dan meneladani perbuatannya tentu akan sesehat Nabi Muhammad.

Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman Suci Nya dalam Al Qur'an

Dan katakanlah:"Ya Rabb-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. (QS. 17:80)

Ketika Ikhwah Jatuh Cinta

| | 0 komentar

Suatu ketika, dalam majelis koordinasi seorang akhwat berkata pada mas’ul (atau PJ) dakwahnya, "akhi, ana ga bisa lagi berinteraksi dengan akh fulan". Suara akhwat itu bergetar. Nyata sekali menekan perasaannya. "Pekan lalu, ikhwan tersebut membuat pengakuan yang membuat ana merasa risi dan….Afwan, terus terang juga tersinggung." Sesaat kemudian suara dibalik hijab itu mengatakan….ia jatuh cinta pada ana."

Mas’ul tersebut terkejut, tapi ditekannya getar suaranya. Ia berusaha tetap tenang. "Sabar ukhti, jangan terlalu diambil hati. Mungkin maksudnya tidak seperti yang anti bayangkan." Sang mas’ul mencoba menenangkan terutama untuk dirinya sendiri.

"Afwan…ana tidak menangkap maksud lain dari perkataannya. Ikhwan itu mungkin tidak pernah berpikir dampak perkataannya. Kata-kata itu membuat ana sedikit banyak merasa gagal menjaga hijab ana, gagal menjaga komitmen dan menjadi penyebab fitnah. Padahal, ana hanya berusaha menjadi bagian dari perputaran dakwah ini." sang akhwat kini mulai tersedak terbata.

"Ya sudah…Ana berharap anti tetap istiqamah dengan kenyataan ini, ana tidak ingin kehilangan tim dakwah oleh permasalahan seperti ini". Mas’ul itu membuat keputusan, "ana akan ajak bicara langsung akh fulan"

Beberapa waktu berlalu, ketika akhirnya mas’ul tersebut mendatangi fulan yang bersangkutan. Sang Akh berkata, "Ana memang menyatakan hal tersebut, tapi apakah itu suatu kesalahan?"

Sang mas’ul berusaha menanggapinya searif mungkin. "Ana tidak menyalahkan perasaan antum. Kita semua berhak memiliki perasaan itu. Pertanyaan ana adalah, apakah antum sudah siap ketika menyatakan perasaan itu. Apakah antum mengatakannya dengan orientasi bersih yang menjamin hak-hak saudari antum. Hak perasaan dan hak pembinaannya. Apakah antum menyampaikan kepada pembina antum untuk diseriuskan?. Apakah antum sudah siap berkeluarga. Apakah antum sudah berusaha menjaga kemungkinan fitnah dari pernyataan antum, baik terhadap ikhwah lain maupun terhadap dakwah????" Mas’ul tersebut membuat penekanan substansial. " Akhi.. bagi kita perasaan itu tidak semurah tayangan sinetron atau bacaan picisan dalam novel-novel. Bagi kita perasaan itu adalah bagian dari kemuliaan yang Allah tetapkan untuk pejuang dakwah. Perasaan itulah yang melandasi ekspansi dakwah dan
jaminan kemuliaan Allah SWT. Perasaan itulah yang mengeksiskan kita dengan beban berat amanah ini. Maka jagalah perasaan itu tetap suci dan mensucikan."

Cinta Aktivis Dakwah
Bagaimana ketika perasaan itu hadir. Bukankah ia datang tanpa pernah diundang dan dikehendaki? Jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukanlah perkara sederhana. Dalam konteks dakwah, jatuh cinta adalah gerbang ekspansi pergerakan. Dalam konteks pembinaan, jatuh cinta adalah naik marhalah (tingkatan) pembinaan. Dalam konteks keimanan, jatuh cinta adalah bukti ketundukan kepada sunnah Rosullulah saw dan jalan meraih ridho Allah SWT.

Ketika aktivis dakwah jatuh cinta, maka tuntas sudah urusan prioritas cinta. Jelas, Allah, Rosullah dan jihad fii sabilillah adalah yang utama. Jika ia ada dalam keadaan tersebut, maka berkahlah perasaannya, berkahlah cintanya dan berkahlah amal yang terwujud dalam cinta tersebut. Jika jatuh cintanya tidak dalam kerangka tersebut, maka cinta menjelma menjadi fitnah baginya, fitnah bagi ummat, dan fitnah bagi dakwah. Karenannya jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukan perkara sederhana.

Ketika Ikhwan mulai bergetar hatinya terhadap akhwat dan demikian sebaliknya. Ketika itulah cinta `lain’ muncul dalam dirinya. Cinta inilah yang akan kita bahas disini. Yaitu sebuah karunia dari kelembutan hati dan perasaan manusia. Suatu karunia Allah yang membutuhkan bingkai yg jelas. Sebab terlalu banyak pengagung cinta ini yang kemudian menjadi hamba yang tersesat. Bagi aktivis dakwah, cinta lawan jenis adalah perasaan yang lahir dari tuntutan fitrah, tidak lepas dari kerangka pembinaan dan dakwah. Suatu perasaan produktif yang dengan indah dikemukakan oleh ibunda kartini," …akan lebih banyak lagi yang dapat saya kerjakan untuk bangsa ini, bila saya ada disamping laki-laki yg cakap, lebih banyak kata saya…..daripada yang saya usahakan sebagai perempuan yg berdiri sendiri.."

Cinta memiliki 2 mata pedang. Satu sisinya adalah rahmat dengan jaminan kesempurnaan agama dan disisi lainnya adalah gerbang fitnah dan kehidupan yg sengsara. Karenanya jatuh cinta membutuhkan kesiapan dan persiapan. Bagi setiap aktivis dakwah, bertanyalah dahulu kepada diri sendiri, sudah siapkah jatuh cinta??? jangan sampai kita lupa, bahwa segala sesuatu yang melingkupi diri kita, perkataan, perbuatan, maupun perasaan adalah bagian dari deklarasi nilai diri sebagai generasi dakwah. Sehingga umat selalu mendapatkan satu hal dari apapun pentas kehidupan kita, yaitu kemuliaan Islam dan kemuliaan kita karena memuliakan Islam.

Deklarasi Cinta
Sekarang adalah saat yang tepat bagi kita untuk mendeklarasikan cinta diatas koridor yang bersih. Jika proses dan seruan dakwah senantiasa mengusung pembenahan kepribadiaan manusia, maka layaklah kita tempatkan tema cinta dalam tempat utama. Kita sadari kerusakan prilaku generasi hari ini, sebagian besar dilandasi oleh salah tafsir tentang cinta. Terlalu banyak penyimpangan terjadi, karena cinta didewakan dan dijadikan kewajaran melakukan pelanggaran. Dan tema tayangan pun mendeklarasikan cinta yang dangkal. Hanya ada cinta untuk sebuah persaingan, sengketa. Sementara cinta untuk sebuah kemuliaan, kerja keras dan pengorbanan, serta jembatan jalan kesurga dan kemuliaan Allah, tidak pernah mendapat tempat disana.

Sudah cukup banyak pentas kejujuran kita lakukan. Sudah terbilang jumlah pengakuan keutamaan kita, sebuah dakwah yang kita gagas, Sudah banyak potret keluarga yg baru dalam masyarakat yg kita tampilkan. Namun berapa banyak deklarasi cinta yang sudah kita nyatakan. Cinta masih menjadi topik `asing’ dalam dakwah kita. Wajah, warna, ekspresi dan nuansa cinta kita masih terkesan `misteri. Pertanyaan sederhana, "Gimana sih, kok kamu bisa nikah sama dia, Emang kamu cinta sama dia?", dapat kita jadikan indikator miskinnya kita mengkampanyekan cinta suci dalam dakwah ini.

Pernyataan `Nikah dulu baru pacaran’ masih menjadi jargon yang menyimpan pertanyaan misteri, "Bagaimana caranya, emang bisa?". Sangat sulit bagi masyarakat kita untuk mencerna dan memahami logika jargon tersebut. Terutama karena konsumsi informasi media tayangan, bacaan, diskusi dan interaksi umum, sama sekali bertolak belakang dengan jargon tersebut.

Inilah salah satu alasan penting dan mendesak untuk mengkampanyekan cinta dengan wujud yang baru. Cinta yang lahir sebagai bagian dari penyempurnaan status hamba. Cinta yang diberkahi karena taat kepada sang Penguasa. Cinta yang menjaga diri dari penyimpangan, penyelewengan dan perbuatan ingkar terhadap nikmat Allah yang banyak. Cinta yang berorientasi bukan sekedar jalan berdua, makan, nonton dan seabrek romantika yang berdiri diatas pengkhianatan terhadap nikmat, rezki, dan amanah yang Allah berikan kepada kita.

Kita ingin lebih dalam menjabarkan kepada masyarakat tentang cinta ini. Sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan hasil akhir keluarga dakwah. Biarkan mereka paham tentang perasaan seorang ikhwan terhadap akhwat, tentang perhatian seorang akhwat pada ikhwan, tentang cinta ikhwan-akhwat, tentang romantika ikhwan-akhwat dan tentang landasan kemana cinta itu bermuara. Inilah agenda topik yang harus lebih banyak dibuka dan dibentangkan. Dikenalkan kepada masyarakat berikut mekanisme yang menyertainya. Paling tidak gambaran besar yang menyeluruh dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga mereka bisa mengerti bagaimana proses panjang yang menghasilkan potret keluarga dakwah hari ini.

Epilog
Setiap kita yang mengaku putra-putri Islam, setiap kita yang berjanji dalam kafilah dakwah, setiap kita yang mengikrarkan Allahu Ghoyatuna (Allah tujuan kami), maka jatuh cinta dipandang sebagai jalan jihad yang menghantarkan diri kepada cita-cita tertinggi, syahid fi sabililah (gugur dijalan Allah). Inilah perasaan yang istimewa. Perasaan yang menempatkan kita satu tahap lebih maju. Dengan perasaan ini, kita mengambil jaminan kemuliaan yang ditetapkan Rosullulah. Dengan perasaan ini kita memperluas ruang dakwah kita. Dengan perasaan ini kita naik marhalah dalam dakwah dan pembinaan.

Betapa Allah sangat memuliakan perasaan cinta orang-orang beriman ini. Dengan cinta itu mereka berpadu dalam dakwah. Dengan cinta itu mereka saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cinta itu juga mereka menghiasi Bumi dan kehidupan di atasnya. Dengan itu semua Allah berkahi nikmat itu dengan lahirnya anak-anak shaleh yang memberatkan Bumi dengan kalimat Laa Illaha Ilallah. Inilah potret cinta yang sakinah, mawaddah, warahmah.
wallahu’alam

Sedihnya kehilangan sahabat...

| | 0 komentar
Hhhhh......... Sedih banget kehilangan sahabat... :-(
di SMP saya pernah punya sahabat... waktu kelas 2 dia pindah ke Padang.. rasanya sedih sekali.. Setelah kepindahannya saya masih berkomunikasi sama dia.. Sampai saat perpisahan dia datang ke sekolah saya... saat itu saya senang sekali karena dia bisa datang.. dia berjanji sama saya nggak akan pernah ganti no hp sampe kakek-kakek nanti... dia juga janji akan ketemu lagi perpisahan SMA nanti..
tapi nyatanya dia ingkar janji.. no hp nya udah nggak aktif lagi.. dan nggak ada yang tau sekarang kabarnya gimana?? udah 2 tahun nggak ada kabar sama sekali.. saya udah nanya ke temen-temen saya tapi nggak ada yang tau kabarnya gimana?? Ya ALLAH.. berilah kesehatan selalu kepada dirinya dan pertemukanlah saya dengannya suatu saat nanti..

ANIB 2nd

| | 0 komentar
Syukur Alhamdulillah.. Akhirnya ANIB berjalan dengan sukses.. walaupun banyak sekali halangannya tapi alhamdulillah kami bisa melewati semuanya. Bisa dibilang acara ANIB kemarin cukup memuaskan.. dari banyaknya sekolah yang di undang alhamdulillah setengahnya dapat hadir. Tapi ada satu sekolah yang sangat menjengkelkan.. dia ingin merubah konsep yang sudah ditetapkan oleh panitia. tapi alhamdulillah ada satu sekolah yang mendukung konsep ini. dan yang lebih menjengkelkan lagi sekolah yang ingin merubah konsep itu mendapatkan juara umum hanya gara-gara mereka lebih banyak mengirim orang dibanding sekolah lain. kami khususnya yang akhwat merasa sangat kesal sekaligus kasihan kepada sekolah yang sudah mendukung kami.. Terus Berjuang ya!!